Sabtu, 08 November 2014

Subjek, Objek, Sasaran Evaluasi, Prinsip dan Alat Evaluasi


A.           Subjek Evaluasi
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Ada pandangan lain yang disebut subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi. Dalam hal ini yang dipandang sebagai subjek misalnya : prestasi matematika, kemampuan membaca, kecepatan lari dan sebagainya.
Berbicara tentang subjek evaluasi pendidikan disekolah, kiranya perlu dikemukakan disini, bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai subjek evaluasi pendidikan itu akan sangat bergantung pada, atau ditentutkan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subjek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakuakan itu sasaranya adalah sikap peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sifat itu, terlebih dahulu memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah keprbadian peserta didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan insrtumen dengan berupa tes yang sifatnya baku (standardized test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali orang psikolog yaitu seseorang yang memang telah didik untuk menjadi tenanga ahli provesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan di simpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
B.            Objek Evaluasi
Objek Evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Siswa atau mahasiswa sudah merupakan objek yang populer bagi evaluasi pendidikan. Penting sekali menentukan dan mengetahui apa yang akan dievaluasi. Hal ini akan menolong menentukan apa informasi yang dikumpulkan dan bagaimana menganalisisnya dan akan membantu pemfokusan evaluasi.
Menurut Prof. Dr. Suharsimi arikunto, objek evaluasi adalah hal-hal yang menjadi puast perhatian untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi. Seperti pada waktu evaluator ingin menilai berat badan siswa, maka yang menjadi objek adalah berat badan siswa, sedangkan angka yang menunjukkan barapa berat badan siswa adalah hasil evaluasi. Maka yang menjadi objek evaluasi semua unsur atau komponen yang ada dalam transformasi  tersebut, agar diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi yang dijadikan objek evaluasi adalah semua aspek terkait dalam kinerja transformasi seperti :
1.    Masukan Mentah
Masukan mentah adalah merupakan individu yang belajar dan ini akan mempunyai peranan yang besar dalam berhasil tidaknya dalam belajar. Untuk melihat segi segi dari masukan yang ikut berperan dalam belajar ini ialah menyangkut segi kejasmanian, dan segi psikologis. Walaupun keduanya di bedakan tetapi tidak berarti di pisahkan karena keduanya tetap merupakan suatu kesatuan, satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan, kedua  segi tersebut dibedakan agar dapat melihat permasalahannya dengan lebih rinci.
2.    Masukan instrumental
Masukan instrumental adalah masukan pendukung yang meliputi guru, materi, sarana pendidikan, pengelolaan manajemen atau pengaturan dan fasilitas yang memungkinkan atau kelompok melakukan kegiatan belajar.
3.    Masukan lingkungan
Dalam  upaya  meningkatkan  dan  memperluas  jangkauan pelayanan terhadap penerimaan pelayanan, maka para pengelola program pelatihan keterampilan berusaha mendayagunakan semua sarana prasarana dan fasilitas yang ada, baik di lingkungan pemukiman maupun lingkungan desa. Lingkungan disini merupakan segala sesuatu yang memberi dukungan atau hambatan bagi terwujudnya potensial dari individu, untuk mengembangkan bakat, minat, aspirasi dan kreativitas.
4.    Proses transformasi
Dalam proses transformasi, selain siswa sebagai bahan yang diolah, masih ada 2 masukan lain. Yang pertama berfungsi membantu atau memperlancar terjadinya proses, sedangkan yang kedua berupa lingkungan yang berpengaruh terhadap terjadinya proses.
5.    Keluaran, hasil transformasi itu sendiri
Komponen keluaran merupakan kualitas dan  kuantitas peserta didik hasil pendidikan dan penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemukiman. Kualitas dan kuantitas yang dimaksudkan disini ditujukan pada aspek perubahan pola hidup dan perilaku hidup sehat yang terjadi pada para peserta didik, baik aspek kognitif, apektif maupun psikomotor.
C.           Sasaran Evaluasi
Sasaran evaluasi adalah segala sesuatu yang dititik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Dengan demikian sasaran penilai untuk unsur-unsurnya meliputi input, transformasi dan output.
a.    Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak nya mencakup 4 (emapat) hal.
1.    Aspek kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantinya peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti program tertentu. adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test).
2.    Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program pendidikan tertentu. evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkapkan kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).
3.    Aspek sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena sikap ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh informasi mengenai sikap sseorng adalah hal yang sangat penting. Karena itu maka aspek sikap perlu dinilai atau di evaluasi terlebih dahulu bagi calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
4.   Aspek intelegensi
Untuk mengetahui tingkat intelegensi digunakan tes intelegensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Dari hasil tes akan diketahui IQ (Intelliigence Quotient) orang tersebut. IQ bukanlah intelegensi. IQ berbeda dengan intelegensi karena IQ hanyalah angka yang memberikan petunjuk tinggi rendahnya intelegensi seseorang.

b.   Transformasi
Telah dijelaskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi diperoleh nya hasil pendidikan yang diharapkan. Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi maka obyek dari evaluasi pendidikan itu meliputi :
a.    Bahan pelajaran atau materi pelajaran
Bahan pelajaran  merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan pembelajaran Bahan ajar juga dapat diartikan sebagai seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
b.    Metode mengajar dan teknik penilaian
Metode pengajaran suatu ilmu pengetahuan tentang motode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Atau bisa juga yang dimaksud metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang di pergunakan oleh seorang guru atau instruktur dan metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai materi pelajaran.
c.    Sarana atau media pendidikan.
Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan dan merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses kegiatan belajar dan mengajar.
d.   Sistem administrasi.
Sistem administrasi kegiatan untuk mengumpulkan data, pengolahan data dan menyusun perencanaan dengan administrasi sangat penting dalam transformasi. Demikian juga dalam melakukan pengorganisasian dalam menjalankan aktivitas organisasi diperlukan administrasi misalnya administrasi keuangan, absensi siswa, guru dan kegiatan lain nya
e.    Guru dan unsur-unsur personal lainnya.
Guru meliputi mendidik, mengajar dan melatih/membimbing. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih/Membimbing berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan peserta didik. Itulah sebabnya setiap guru perlu manatap dirinya dan memahami konsep dirinya.
Misalnya dalam penampilan, guru harus mampu menarik simpati para siswanya, karena bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya kepada para siswanya. Maka guru harus memahami hal ini dan berusaha mengubah dirinya menjadi simpatik. Demikian juga dalam hal kepribadian lainya.

c.   Output
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peserta didik, setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
D.           Prinsip Evaluasi
Menurut Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi (hubungan erat tiga komponen) yaitu :
a.    Tujuan Pembelajaran,
b.    Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan
c.    Evaluasi
Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

                                  Tujuan




      KBM                                                 Evaluasi


Penjelasan dari bagan triangulasi tersebut:
a.    Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai dengan demikian anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah pada tujuan ke KBM.
b.    Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Jika dilihat dari langkah dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
c.    Hubungan antaran KBM dengan evaluasi
Telah disebutkan dalam nomor 1, KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan dan juga telah disebutkan dalam no 2 bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang telah dilaksanakan.
Menurut Drs.H. Daryanto, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatiakan dalam melakukan evaluasi. Betapapun baiknya prosedur evaluasi diikuti dan sempurnanya teknik evaluasi diterapkan, apabila tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasipun akan kurang dari yang diharapkan. Prinsip-prinsip tersebut yaitu sebagai berikut :
1.    Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen intregal dalam program pengajaran disamping tujuan instruksional dan materi serta metode pengajaran. Tujuan instruksional, materi dan pengajaran serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan.
2.    Keterlibatan siswa
Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar-mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi. Dengan demikian, evaluasi bagi siswa merupakan kebutuhan, bukan sesuatu yang ingin dihindari.
3.    Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudnya evaluasi harus berkaitan dengan materi oengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
4.    Pedagogis
Pedagogis, ilmu atau seni mengajar dalm menjadi guru. Disamping sebagai alat penilai hasil/ pencapaian belajar, evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi paedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran (reward) yakni sebagai penghargaan bagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang tidak berhasil.
5.    Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability). Pihak-pihak termasuk antara lain orang tua, calon majikan, masyarakat lingkungan pada umumnya, dan lembaga pendidikan sendiri. Pihak-pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.

E.            Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk memepermudah sesorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata ”alat” biasa disebut juga dengan ”instrumen” . dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi.
Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang di evaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan teknik evaluasi. Seperti disebutkan diatas, ada dua teknik evaluasi yaitu teknik non tes dan teknik tes.

1.    Teknik Non Tes
Teknis non tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan melakukan dengan pengamatan secara sistematis. Teknis non tes ini pada umumnya memegang peranan yang pentng dalam rangka mengevaluasi hasil belajar dari segi sikap dan keterampilan. Yang tergolong teknik non tes adalah :
1.    Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi. Dengan demikian, skala ini dinamakan dkala bertingkat.
Contoh:
Kecendrungan seorang terhadap jenis kesenian
           .         .        .         .          .

            1                     2                   3                      4                       5    
          Sangat            Tidak suka              Biasa                    Suka                Sangat suka
       tidak suka
                          
2.    Kuesioner (questionair)
Kusioner sering juga disebut angket. Kusioner adalah sebuah daftar peranyaan yang harus diisi orang yang akan diukur (responden). Tentang macam-macam kusioner dapat ditinjau dari beberapa segi:
a.     Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada:
1.   Kuesioner langsung
Kusioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirim dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.

2.   Kuesioner tidak langsung
Kuesioner tidak lagsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai ketarangannya. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bahan, anak, saudara, tetangga dan sebagainya.
b.    Ditinjau dari segi menjawab:
1.   Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban langkah sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
2.   Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun semikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya beranekaragam.
3.    Daftar cocok (check list)
Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) deretan pernyataan yang singkat (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok () ditempat yang sudah disediakan.
4.    Wawancara (interview)
Wawancara atau interview adalah suatu cara digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberikan kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1.    Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan peendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat subjek evaluasi.
2.    Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
5.    Pengamatan (observation)
Pengamatan (observasi) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara megadakan pengamatan secara teliti serta secara teratur.
ada 3 macam observasi, yaitu:

1.    Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat tetapi pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Contoh, untuk mengamati keadaan mahasiswa penyewa kamar, pengamat menjadi mahasiswa dan menyewa kamar.
2.    Observasi sistematik yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah di daftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan maka dalam observasi sistematis  pengamat berada diluar kelompok dengan demikian maka pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
3.    Observasi eksperimental
Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa, sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
6.    Riwayat hidup.
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari objek yang dimulai.

2.    Teknik tes
Definisi tes menurut Drs. Amir Daien Indrakusuma ” Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang bolah dikatakan tepat dan cepat ”.
Selanjutnya definisi tes menurut Muchtar Bukhori ” Tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid ”.
Definisi terakhir yang dikemukakan disini adalah definisi dikutipkan dari
Webster’s Collegiate. Test = any series of questions or exercises or other means of measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group “.
Yang artinya : Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu:
1.    Tes diagnostik.
            Tes diagnostik adalah sebuah tes yang dibuat dengan jumlah item soal yang cukup banyak pada suatu materi tertentu/spesifik. Item-item soal dibuat dengan sangat sedikit perbedaan variasi dari satu item soal ke item soal lainnya sehingga penyebab kesulitan/hambatan belajar dapat terdeteksi.
     Tes diagnostik memfokuskan tujuannya pada pencarian letak kesulitan anak didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran sehingga pembelajaran perbaikan yang akan diberikan dapat menjadi lebih efektif menuju letak permasalahan belajar yang dialami anak didik.
2.    Tes formatif
Tes Formatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Tujuan : Sebagai dasar untuk memperbaiki produktifitas belajar mengajar.
Contohnya: Tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar).
3.    Tes sumatif
Tes Sumatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan belajar murid setelah mengikuti program pengajaran tertentu.
Tujuan: menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan dan pengajaran.
Contohnya: Tes catur wulan,Tes akhir semester.

    3.   Perbandingan antara tes diagnostik, tes tesformatif, dan tes  sumatif
1.    Ditinjau dari fungsinya
a.    Tes diagnostik
·      Menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum.
·      Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
·      Memisah-misahkan (mengelompokkan) siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari.
·      Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
b.    Tes formatif
·      Sebagai umpan balik bagi siswa,guru, maupun program untuk menilai pelaksanaan satu unit program.
c.    Tes sumatif
·      Untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.

2.    Ditinjau dari waktu
a.     Tes diagnostik
·      Pada waktu penyaringan calon siswa.
·      Pada waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran.
·      Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa.
b.    Tes formatif
·      Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar  pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.
c.    Tes sumatif
·      Pada akhir unit caturwulan, semester akhir tahun, atau akhir pendidikan.

3.    Ditinjau dari titik berat penilaian
a.    Tes diagnostik
·      Tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor.
·      Faktor-faktor pisik, psikologis, dan lingkungan.
b.     Tes formatif
·      Menekankan pada tingkah laku kognitif.
c.    Tes sumatif
·      Pada umumnya menekankan pada tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya pada tingkah laku psikomotor dan kadang-kadang pada afektif. Akan tetapi walaupun menekankan pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi ( bukan sekedar ingatan atau hafalan saja).

4.    Ditinjau dari alat evaluasi
a.    Tes diagnostik
·      Tes prestasi belajar yang sudah distandardisasikan.
·      Tes diagnostik yang sudah distandardisasikan.
·      Tes buatan guru.
·      Pengamatan dan daftar  cocok (check list).
b.    Tes formatif
·      Tes prestasi belajar  yang tersusun secara baik.
c.    Tes sumatif
·      Tes ujian akhir.

5.    Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi
a.    Tes diagnostik
·      Memilih tiap-tiap ketrampilan prasyarat.
·      Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang.
·      Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental, dan perasaan.
b.    Tes formatif
·      Mengukur semua tujuan intruksional khusus.
c.     Tes sumatif
·      Mengukur semua tujuan intruksional umum.


6.    Ditinjau dari tingkat kesulitan tes
a.    Tes diagnostik
·      Untuk tes diagnostik mengukur ketrampilan dasar, di ambil soal tes yang mudah, yang tingkat kesulitannya (indeks kesukaran) 0,65 atau lebih.
b.    Tes formatif
·      Belum dapat ditentukan.
c.    Tes sumatif
·      Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran) antara 0,35 sampai 0,70. Ditambah beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang sangat sukar.

7.    Ditinjau dari skoring (cara menyekor)
a.    Tes diagnostik
·      Menggunakan standar mutlak dan standar relatif (criterion referenced and normreferenced).
b.    Tes formatif
·      Menggunakan standar mutlak (criterion referenced).
c.    Tes sumatif
·      Kebanyakan menggunakan standar relative  (norm referenced), tetapi dapat pula dipakai standar mutlak (criterion referenced)
.
8.    Ditinjau dari tingkat pencapaian
a.    Tes diagnostik
·      Berhubung ada bermacam-macam tes diagnostik maka tingkat pencapaian yang dituntut juga tidak sama. Untuk tes yang sifatnya memonitor kemajuan, tingkat pencapaian yang diperolah siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tindakan guru selanjutnya adalah menyesuaikan dengan hasil tes diagnostik.
·      Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang sifatnya khusus. Fungsinya adalah untuk mengetahui penguasaan bahan prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi bagi pengetahuan berikutnya. Untuk ini maka penguasaannya dituntut 100%.
b.    Tes formatif
·      Ditinjau dari tujuan, tes formatif digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai tujuan intruksional khusus. Dalam sistem pendidikan yang lama, tidak ada tuntutan terhadap pencapaian TIK namun dalam tahun 1975, dangan keluarnya kurikulum tahun 1975 dan modul, tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapai skor 75% dari skor yang diharapkan, diwajibkan menempuh kegiatan perbaikan (renudial program) sampai siswa yang bersangkutan lulus dalam tes yang berarti bahwa siswa tersebut telah mencapai skor 75% dari skor maksimal yang diharapkan.
c.    Tes sumatif
·      Sesuai dengan fungsi tes sumatif yaitu memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawan dalam kelompoknya. Maka tidak diperlukan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai. Namun demikiantidak berarti bahwa tes sumatif tidak penting. Perlu diingat bahwa tes sumatif ini dilaksanakan pada akhir program, berarti nilainya digunakan untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan.
·      Secara terpisah, tidak ditentukan tingkat pencapaiannya tetapi secara keseluruhan akan dikenakan suatu norma tertentu yaitu norma kenaikan kelas atau norma kelulusan.

9.    Ditinjau dari cara pencatatan hasil
a.    Tes diagnostik
·      Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil.
b.    Tes formatif
·      Prestasi setiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal menguasai sesuatu tugas.
c.    Tes sumatif
·      Keseluruhan skor atau sebagian sskor dari tujuan-tujuan yang dicapai.

8 komentar:

  1. Kalau bisa
    ditambahan
    Daftar Pustaka nya bang

    BalasHapus
  2. Lebih baik di cantumkan daftar pustaka sama footnote

    BalasHapus
  3. Sebelumnya saya berterima kasih.. karena saya mendapatkan referensi untuk laporan kegiatan saya dilapangan.....

    BalasHapus
  4. 8 Casino, El Yucateco Casino, El Yucateco - Mapyro
    Get 안성 출장마사지 directions, reviews 전라북도 출장안마 and information for 8 Casino in El Yucateco, CA. 동해 출장안마 The 수원 출장샵 location of 오산 출장마사지 the two other casino is within walking distance of this property.

    BalasHapus